Di sela-sela khutbah Jum’at, khatib
bercerita tentang kejadian yang menimpa sepasang suami istri. Keduanya
terkena stroke, namun sudah sekian bulan tidak ada satupun di antara anaknya
yang
datang menjenguk. Manakala dibesuk oleh si khatib, sang
bapak bercerita sambil menangis terisak, “Mungkin Allah telah mengabulkan doa saya. Sekarang inilah saya merasakan
akibat dari doa saya!
Dahulu saya selalu berdoa agar anak-anak saya jadi „orang‟. Berhasil, kaya,
sukses, dan seterusnya.
Benar, ternyata Allah mengabulkan seluruh permintaan saya. Semua anak saya
sekarang menjadi orang kaya dan berhasil. Mereka tinggal di berbagai pulau di tanah air,
jauh dari saya. Memang mereka semua mengirimkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit dan semua
menelpon saya untuk
segera berobat. Namun, bukan itu yang saya butuhkan saat
ini. Saya ingin belaian kasih sayang tangan mereka. Saya
ingin dirawat dan ditunggu mereka, sebagaimana dulu saya merawat mereka”.
Ya, berhati-hatilah Anda dalam memilih redaksi doa, apalagi jika itu
ditujukan untuk anak Anda. Tidak ada redaksi yang lebih baik dibandingkan redaksi doa yang diajarkan
dalam Alquran dan Hadits.
“ Robbana hablana min azwajina wa
dzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imaama”(Wahai Rabb kami, karuniakanlah pada kami pasangan dan keturunan
yang menyejukkan
pandangan mata. Serta jadikanlah kami imam bagi kaum muttaqin).
(Q.s. Al-Furqan: 74)